twttr

Sunday, April 18, 2010

Killer Statement

Ada sebuah istilah komunikasi negatif dalam Kecerdasan Emosional yang disebut ’killer statement’. Apa itu killer statement?

Gampangnya, killer statement itu adalah ”segala bentuk pernyataan kita
yang kita keluarkan, sadar maupun tidak, tetapi melukai dan mampu
merusak mental maupun semangat orang lain”.

Jenis-jenis killer statement ini, tanpa sadar kita dengar setiap hari, atau
barangkali tanpa sadar kita keluarkan dengan maksud bercanda,
memotivasi, tapi justru merusak. Nah, kalimat-kalimat perusak jiwa yang
menghasilkan perasaan yang negatif pada diri seseorang itulah yang
seringkali kita sebut ’killer statement’.

Menariknya, sejarah dunia komik pun pernah mencatat akibat buruk
dari killer statement yang pernah diterima oleh dua anak bernama
Jerry Siegel dan Joe Shuster.
Kisahnya begini. dimasa depresi yang melanda Amerika pada 1933, Jeery Siegel mempunyai ide menciptakan seorang tokoh pahlawan anak-anak yang mempunyai kemampuan luar biasa.

Tenaganya lebih kuat dari besi, bisa terbang dan asalnya dari
planet lain. Maka, bersama dengan temannya yakni Joe Shuster yang pandai melukis, diciptakanlah untuk pertama kalinya gambaran manusia baja tersebut.

Tetapi gambaran komik manusia super itu tidaklah begitu menarik. Kecaman dan kritikan diterima. Selama enam tahun berturut-turut komiknya pun ditolak sana-sini.
Hingga akhirnya, puncak kehancuran mental Siegel dan Shuster terjadi
saat mereka mendengar ada editor dari Detective Comics yang
membutuhkan komik strips.
Lantas mereka pun mencoba menjual kepada mereka.Tapi, saat membuka-buka dan melihat gambaran komik mereka, para editor pun tertawa dan berkata, “Wah, nggak akan ada yang percaya dengan ide komik seperti ini. Gambarnya murahan dan tak mungkin laku dijual”.
Maka, karena sudah terlalu frustrasi dengan penolakan dan kalimat yang
menghancurkan itu, Shuster dan Siegel akhirnya sepakat menjual komik
serta segala hak ciptanya kepada Detective Comics hanya senilai US$130.

Perhatikan baik-baik, hanya seharga US$130 !!!
Tapi, itulah kesalahan terbesar Siegel dan Shuster akibat terlalu mendengarkan killer statement yang diterimanya. Karena, beberapa saat setelah komiknya dibeli, karakter komiknya ternyata menjadi pujaan.
Anda pasti bisa menebak. Itulah tokoh Superman, manusia Krypton dengan
kemampuan terbang, penglihatan super serta kekuatan fisik yang luar biasa.
Komik Superman menjadi begitu laris, hingga difilmkan, karakternya
menjadi tokoh idola anak-anak. Sementara Shuster dan Siegel, penciptanya
yang pertama, hanya bisa gigit jari. Tokoh Superman menjadi populer
dan meraup keuntungan miliaran dolar AS. Tapi tokoh penciptanya
hanya mendapat US$130, bahkan hidup dalam utang dan kemiskinan.

Untungnya, pada 1975 setelah mendapatkan tekanan bertubi-tubi dari
publik yang menganggap Detective Comics tidak berperikemanusiaan
dengan membiarkan pencipta Superman hidup dalam miskin, akhirnya
Detective Comics sepakat memberikan jaminan finansial.

Tetapi, kalau kita melihat kembali, itulah harga dari sebuah killer statement yang telah menghancurkan karir dan kehidupan dua orang bocah bernama Shuster dan Siegel.

Pembaca, kisah ini kiranya membuat kita sadar akan bahaya
dari killer statement dalam hubungan interpersonal kita. Memang,kadang
killer statement ini diucapkan tidak dengan intensi yang negatif, tapi dampaknya, sungguh merusak!
Namun, bisa juga killer statement ini diucapkan dengan maksud khusus untuk menjatuhkan mental orang yang mendengarnya.

Tips penting

Untuk itu, ada beberapa tip penting bagi kita.
Pertama, hati-hati dengan killer statement yang mungkin kita ucapkan baik
kepada anak kita, pasangan hidup kita, rekan kerja maupun bawahan kita.
Killer statement ini menunjukkan bahwa kalimat yang diucapkan tanpa
pertimbangan, bisa membunuh potensi, kemampuan maupun karakter baik
seseorang.
Karena itu, kalaupun Anda sedang stress, sedang tidak dalam kondisi mood untuk bicara, merasa tidak puas dengan hasilnya, ataupun merasa tidak suka dengan apa yang Anda saksikan, usahakan untuk menghindari
menggunakan kalimat yang bernada menghancurkan atau mencela.
Kedua, kita sendiri sebagai orang yang akan dan biasa menerima killer statement dari orang-orang di sekitar kita, lebihbaik kita siapkan anti virus bagi kita sendiri.
Anti virus ini berisi kalimat lain yang kita ucapkan pada diri kita sendiri, meskipun orang lain
sudah mengatakan killer statement itu kepada kita.

Di salah satu acara kontes menyanyi, ada seorang penyanyi kondang yang sudah tua, tapi diundang menjadi tamu untuk juri.
Saat itu ada seorang penyanyi yang mendapat penilaian buruk dan akhirnya
tersingkir. Saat sebelum mundur, si penyanyi tua ini memberikan nasihat, “Jangan pedulikan hasil penilaian ini buatmu.Yang penting adalah kuatkanlah dirimu terus. Sayapun tidak pernah menjuarai kontes menyanyi, toh dengan kegigihan, saya bisa menjadi seorang penyanyi. Teruslah berlatih dan buktikan dirimu bisa berhasil”.

Wow, mata saya berkaca-kaca mendengar motivasi dari sang artis dan
bintang penyanyi tua ini.

Sungguh suatu kata-kata penguatan yang luar biasa. Andapun harus
mengatakan hal yang sama kepada diri Anda, saat Anda diberikan kata- kata negatif ataupun killer statement.
Ingatlah kawan, jangan sampai potensi dan kemampuan Anda dirusak oleh kata-kata dari kalimat orang yang tidak bertanggung jawab. Merekalah yang sebenarnya punya masalah dengan diri mereka.

Jangan biarkan mereka merusak diri Anda.
Jangan biarkan mereka mencuri mimpi Anda.

Killer statement ini akan sangat berbahaya bila diterapkan
dari orang dewasa (bisa dalam hal ini orang tua) kepada anak-anak
terutama yang berumur -9 bulan sampai remaja. Kenapa -9 bulan ? karena
sadar atau tidak, seorang ibu yang sedang mengandung anaknya (bahkan
saat pembuahan baru saja terjadi), akan mempunyai pengaruh
terhadap si janin yang sedang dikandungnya. Mungkin di antara kita
pernah mendengar ‘gugon tuhon’ yang melarang orang tua untuk
membunuh hewan apa pun saat si ibu sedang hamil. Kuwalat! katanya.

Percaya atau tidak, kadang ada beberapa orang yang ‘terpengaruh’ saat2 pembunuhan itu, dan bisa mempengaruhi kondisi kejiwaannya, dan itu mengakibatkan pengaruh terhadap janin yang sedang dikandung oleh si ibu. Why ?, bagaimanapun juga, situasi kejiwaan seseorang akan mempengaruhi kondisi metabolismenya. Perubahan-perubahan yang terjadi saat otak bekerja merespon segala hal yang masuk (baik itu kejadian, emosi, saat bertengkar dengan pasangan atau suasana hati)
akan membuat tubuh menghasilkan banyak zat kimia yang bisa mempengaruhi kondisi si jabang bayi juga.

Demikian pula dengan killer statement. Meski si jabang bayi-pun masih
berada didalam rahim, tapi karena killer statement itu juga mempengaruhi
kondisi kejiwaan, dan akhirnya metabolisme tubuh, maka si jabang
bayi pun akan merasakan juga. Demikian pula ketika si bayi sudah lahir.
Ia memang hanya bisa mengungkapkan dengan sedikit cara, belum bisa
bicara. Tapi, justru di saat seperti inilah killer statement merupakan
alat ampuh yang benar-benar akan membunuh karakter dan kepribadian si
anak. Killer statement itu akan mengendap dalam bawah sadar
anak-anak, dan itu akan menjadi semacam ‘meterai’ yang sulit sekali
dihilangkan.

Jadi buat teman-teman yang punya (atau akan punya) anak, guru,
pengajar, dan semua peran yang berhubungan dengan anak/ remaja.
Tolong untuk berhati-hati dengan killer statement ini, karena pembunuhan
karakter adalah kekejaman yang tidak terperi. Masa anak-anak hingga remaja adalah masa pembentukan karakter yang akan berperan penting dalam membentuk jati dirinya.

No comments:

Post a Comment