twttr

Sunday, April 18, 2010

Boneka Dalam Kaca

Entah mengapa siang ini panasnya begitu terik. Sinar mata hari ingin seolah membakar kulit-kulit manusia yang siang ini sibuk dengan kebutuhannya mencari makan. tidak terkecuali bagi Ani seorang gadis kecil berusia sepuluh Tahun yang berjalan dibelakang ibunya. Matanya bergerak kekiri dan kekanan seoalah-olah ada yg ingin dicarinya. Dan ” Huup”…diraihnya botol kemasan air mineral yg ada disamping. Tangan mungilnya yg legam terbakar matahari dengan cekatan memasukannya kedalam karung yg dibawanya sejak dari rumah. Ada senyum terhias dibibirnya ketika matanya beradu pandang dengan ibunya yg menoleh kebelakang melihat tingkahlakunya. Ibunya pun tersenyum.

Ya…Ani adalah seorang anak pemulung…Bersama ibunya kegiatan memulung adalah makanan sehari-hari selain nasi yg hanya ditemani lauk seadanya sebagai kegiatan tambahan. Memulung adalah kegiatan rutin seperti hal nya makan sehari-hari. Sedangkan makan nasi adalah kegiatan tambahan jika memang hari itu terkumpul uang untuk beli nasi untuk dimakan. Yah..nasi adalah benda teristimewa buat ani dan ibunya. Dan Sang Ayah tidak lagi makan nasi karena telah tiada, sejak 4 tahun silam. Tewas terbunuh disebuah keributan “kecil” di warung remang-remang sehabis kalah berjudi.

Ani kini hanya hidup berdua dengan ibunya. Seorang ibu muda berusia 26 tahun. melahirkan Ani ketika berusia 16 tahun tanpa surat nikah. Tanpa restu orang tua, dan tanpa restu penghulu. Ani adalah anak pemulung yang lahir tanpa Akte lahir dan tanpa surat nikah ayah dan ibunya. Sekolah adalah barang mewah yg tidak mungkin bisa disentuhnya. bukan karena terhambat akte lahir, tapi karena memang tidak ada biaya untuk mengurus akte lahirnya…biaya sih ada..tapi sepertinya makan itu lebih penting. Namun bagi Sang ibu anak adalah anak, walau tanpa akte lahir ataupun surat nikah sekalipun..! Rasa sayangnya terhadap Ani melebihi dari apapun yg ia miliki. Begipula dengan Ani, Ani juga Ani amat menyayangi ibunya . Karena ibunya adalah satu-satunya yg diingikannya. satu-satunya teman tidur yg selalu ingin dipeluknya.

Ketika matahari mulai redup dan condong kerah barat…Ani dan ibunya seperti biasanya duduk melepaskan lelah samping sebuah toko komputer. Sambil berselonjor kaki sang ibu meletakan karung yg dibawanya. Ani pun melakukan hal yang sama…tak lama kemudian Ani bangkit dan berlari menuju kesebuah toko mainan yg letaknya tidak jauh dari tempatnya melepaskan lelah bersama ibunya… matanya mulai berbinar ketika melihat kedalam toko mainan …”Mmm..masih ada..! gumannya secara lirih…cantik banget..iihhh…gemes deh..! . dipandanginya Boneka Barbie yang selama ini jadi kesukaannya…. boneka berambut pirang dengan busana bongkar pasangnya …boneka bongkar pasang dengan model rambutnya. Gadis kecil mana yg tidak menyukai boneka seperti itu, gadis kecil mana yg tidak menghayalakan memiliki boneka itu. Semua gadis kecil pasti ingin memiliki, tidak terkecuali Ani. Boneka adalah cinta. Lambang cinta seorang gadis kecil jika ia besar nanti. Boneka adalah perlambang harapan bagi gadis kecil seperti Ani. Bagaimana seorang gadis kecil mengidentifikasikan sesosok seorang ibu, memperlakukan anaknya. Ani ingin belajar seperti ibunya. Sepertinya ibunya mengendongnya..seperti ibunya memberikannya makan,..seperti ibunya yang selalu menemani disaat tidur… dengan boneka itu semua bisa diwujudkannya dalam dunia hayalnya. Tapi sepertinya Ani harus tahu diri , bahwa boneka itu mahal harganya untuk ekonomi sekelasnya. baginya uang sebesar itu bukankah sebaiknya digunakan untuk Makan atau bayar kontrakan? Akhirnya ..Ani harus terima keadaan.

Tiba-tiba Ani tersentak ketika seorang gadis kecil bertopi dengan pita warna pink mengambil boneka yg ada didalam toko dengan kasarnya…”Mah..aku mau yg ini yah..aku mau yang ini…! aku mau yang ini…! rengek gadis itu didalam toko pada ibunya suaranya terdengar lirih ditelinga Ani . Ani tercengang ketika ibu gadis itu mengiyakan dengan mudahnya…sudah hampir sebulan lebih Ani salalu berdiri didepan toko mainan itu sambil membayangkan cantiknya boneka Barbie itu,…ketika ada kesempatan melepas lalah bersama ibunya. Dan kini hanya dalam tempo kurang dari sepuluh menit seorang gadis kecil yang baru pertama kali dilihatnya dengan mudah meraih “Barbie yang selau diimpikannya”…Matanya mulai berkaca-kaca ketika pelayan toko memasukan boneka itu kedalam pembungkusnya, perlahan tapi pasti ada yang terjatuh dari kelopak matanya..butiran-butiran air mata seolah tak bisa lagi dibendungnya…tak ada lagi mimpi tak ada lagi hayal…semua terampas pergi…kini jatuhlah air mata itu..

Air mata sang ibu pun tak kuasa menahan laju kesedihannya…sejak anaknya berdiri didapan toko mainan itu , sang ibu rupanya telah memperhatikannya tingkahlaku anak semata wayangnya. Ani.

Hati seorang ibu adalah memberi. memberi apa yang bisa ia beri. Tidak bisa memberi adalah kepahitan bagi seoarng ibu. Apalagi jika melihat ibu-ibu yang lain bisa memberi. Memberi sesuatu kepada Anaknya. Sesuatu yang jadi impian Buah hatinya. Air matanya pun tak kalah seru berpacu dengan tangisnya….Dipeluknya Ani anaknya dengan kaharuan ..keharuan seorang ibu yang tidak bisa memberi…

Ani menoleh kearah dimana ibunya memeluknya…..ditatapnya dalam-dalam wajah ibunya….dengan bajunya yg lusuh dihapusnya butiran lembut yang mengalir dari mata ibunya…

“Mak..emak gak usah sedih…Ani nangis bukan gara-gara ga bisa punya boneka itu..Ani nangis karena kasihan melihat boneka itu..Ani lebih senang melihat boneka itu ada dibalik kaca dari pada ada yang beli , trus dibawa pulang….kalau boneka itu ditaruh dalam kaca kan jadi gak cepet rusak dan kotor yah mak ?…

Ibunya pun tersenyum…dan mereka segera pulang bersama terbenamnya matahari ….

makna cerita ini adalah :

“Terkadang lebih baik mengagumi sebuah permata dari balik kaca dari pada memilikinya yg pada akhirnya bisa membuat permata itu rusak dan terjatuh”

No comments:

Post a Comment